Header Ads Widget

 


Ticker

6/recent/ticker-posts

Rindu Bukan Hanya Ingin Bertemu , Tapi Lebih Dari Itu

Sebenar nya aku pun tidak mengerti kenapa jari - jari tanganku ini selalu menguraikan tentang Rindu. Sering aku berpikir apakah sudah tidak ada kata - kata lain lagi ? Karena aku yakin setiap orang pasti memiliki cara nya sendiri dalam menyambut rindu , tapi rasanya kali ini aku benar - benar kehabisan cara bagaimana untuk menghadapinya , dirinya tidak pernah bertanya terlebih dulu apakah aku sedang ingin bercengkrama atau sedang ingin menyendiri dan sedang tidak ingin berteman dengannya.

Dengan perlahan ku tepis tapi tetap saja aku tidak pernah bisa , jari - jariku tidak bersahabat dengan pikiran dan hati ku , ia tetap membela rinduku yang pada akhirnya jari - jari tangan menuntun ku menguarikan rasa rindu itu. Ah biarkan , ku ikuti bagaimana jari - jariku merangkaikannya biar ku nikmati saja.



"Rindu ini tak pernah sedikitpun membiarkanku beristirahat walau mataku sudah ingin terlelap."

Walau terkadang saat hari mulai gelap rindu ini tak sedikitpun ikut lelap , ia selalu saja menghantuiku. ia sungguh tak tahu malu mendatangiku tanpa peduli waktu. Seringkali aku mencoba untuk berdamai dan berteman dengan nya tapi rasanya sangat sia - sia , ia tetap saja tak pernah hilang dari ingatanku dan selalu beriringan dengan rasa sepi yang sering kali tak tahu permisi. Ia tetap saja menyiksaku seolah tak memperdulikan permohonan damaiku , dirinya tetap saja mengabaikan nya dan tidak mau tahu , dia terus menerus menemaniku walau aku tak memintanya bahkan pada saat aku memninta pergi.

Ingin rasanya aku terlelap dan melepaskan semua rasa cemas tentang rindu yang seakan tak pernah ingin lepas, detik demi detik tak pernah alfa dari pengawasannya. Rasanya begitu ambigu, aku merindu tapi aku tak mau dihantui rindu.

"Rindu ini tak pernah menyerah walau ia sudah memerintahkan airmata agar membuat mataku memerah."

Rasanya bukan kali pertama aku menitikan air mata. Air mata ini kerapkali jatuh saat aku meratapi rindu yang kerapkali bertamu. Aku tak mengerti mengapa rindu tak pernah ingin pergi walau air mata sudah menghujani pipi, bahkan saat aku merasa hatiku sudah menyerah rindu ini tak sedikitpun sirna. Dalam relungku selalu bertanya-tanya apa sebenarnya yang diinginkannya ? mengapa ia terus menyiksa seolah tak memberiku sedikit saja seda untuk beristirahat dari tikamannya yang terkadang terlalu menyiksa.

Ia tetap saja tak ada hentinya mengusikku, walau aku sudah diam terpaku meratapi rindu yang semakin hari semakin mengganggu. Tenya demi tanya pun ku buat untuk mempertanyakan yang diinginkan rindu ? Tapi belum sedikitpun terpancar jawaban. Kata-demi kata terus ku ukir hanya untuk menguraikan apa yang diinginkan rindu ini tapi tetap sama belum ketemui kalimat apa-apa.

" Rindu ini tak pernah memberiku sedikit saja jeda untukku bercengkrama dengan syahdunya dunia ".

Aku yang seringkali mencoba bersembunyi dari rindu ini, tapi tetap saja gagal karena ia selalu berhasil menemukanku bahkan saat aku bersembunyi pada tempat yang seharusnya sulit ditemui. Ah rasanya cukup aku tak ingin lagi bersembunyi, karena dimanapun aku bersembunyi dia tetap selalu berada disisi.

Sungguh aku tak mengerti apa yang diinginkan rindu? apa ia tak suka melihatku bahagia? apa ia yang tak ingin ingin memeberi ruang sedikit saja untuk menikmati dunia seorang diri? Entah kenapa rindu ini bisa begitu setia tak sedikitpun berkurang malah kian hari semakin bertambah.

Apa sebenarnya yang di inginkan rindu ini ? Sudah ribuan kali pertanyaan itu aku lontarkan, ah tapi tetap saja belum kutemui jawaban.

" Ku rasa rindu ini menunggu mu "

Selama ini saat rindu ini gencar kukira satu-satunya obat adalah dengan melepaskan dengan cara pertemuan, ah tapi rasanya tidak. Meski telah terobati oleh indahnya senyuman dan renyahnya tawa, rindu ini tak musnah. Meski terhempas indahnya tatapan mata, ternyata rindu ini tetap sama. Meski terhalang jarak rindu ini tak sedikit pun musnah.



Kupikir rindu ini menunggu temu, ternyata tidak. setelah pertemuan itu usai rindu itu kembali gencar, ternyata ia tak hilang ia hanya bersembunyi menghindari tawa bahagia kedua insan yang sedang melepas rindu, dan kemudian ia kembali gencar saat jarum jam sudah menunjukan waktu perpisahan.

Lalu apa yang di ingin sebuah rindu jika bukan pertemuan? Hari demi hari kubelajar memahami bahwa rindu ini tak hanya mengharap temu. Iya benar, kurasa bukan hanya sebuah temu yang semu yang ia harapkan atau sekedar cengkarama yang tak begitu lama, tapi yang dibutuhkan rindu adalah sebuah kebersamaan penuh makna, kebersamaan yang berlangsung lama, kebersamaan yang berlangsung setiap saat yang tak ada lagi sekat dan tak ada Karena obat rindu bukan pertemuan yang semu, melainkan dengan kamu menggenapi agamaku dan aku menggenapi agamamu.

Karna itulah yang sebenarnya diinginkan rindu, agar rindu itu tenang dan tak lagi gencar mengusik dan mendatangimu setiap malam. Mungkin itulah satu-satunya cara menghalau rindu yang selalu mendatangimu, ia akan tenang karena tak ada lagi penghalang, ia perlu bersama dalam suka maupun duka bukan hanya waktu yang sekejap saja.

Post a Comment

0 Comments