Cinta adalah salah satu hal yang paling misterius di dunia ini. Tidak bisa di tebak kapan datangnya dan kepada siapa ia datang menghampiri. Cinta bisa sjaa datang di antara dua orang yang tidak mengenal satu sama lain. Tapi cinta juga bisa datang di hati dua sahabat yang sudah mengarungi pahit manisnya hidup bersama.
Sulit untuk menolak ketika cinta datang menghampiri. Bahkan jika ia datang di tengah hubungan persahabatan. Kata orang "Nikmati saja datangnya cinta ". Tapi apa jadinya jika kita jatuh cinta pada sahabat kita ?.
Seperti lirik lagu yang di nyanyikan ulang oleh Mike Mohede.
"Apa yang kita kini tengah rasakan
Mengapa tak kita coba tuk satukan
Mungkin cobaan untuk persahabatan
Atau mungkin sebuah takdir Tuhan ?"
Bicara soal kemungkinan sahabat jadi cinta memang akan berujung dilema. Iya kalau kisah cinta itu bisa berjalan dengan mukus dan mungkin berakhir bahagia di pelaminan. Tapi kalau tidak ? Persahabatan yang menjadi taruhannya.
Cinta yang hadir di antara sahabat bisa jadi dua hal . Cobaan atau berkah . Saya sendiri termasuk orang yang memilih untuk membina hubungan cinta dengan sahabat. Karena saya adalah tipe orang yang susah percaya dengan kehadiran orang baru. Butuh waktu lama untuk saya benar - benar mengenal dan percaya kepada seseorang , terlebih calon pasangan.
Beberapa pasangan saya ( di masa lalu ) kebanyakan adalah sahabat saya . Tapi semua tidak berakhir dengan baik dan konsekuensinya persahabatan saya yang menjadi taruhannya. Saya harus ikhlas melepaskan kekasih sekaligus sahabat saya.
Karena itu , saat memutuskan untuk menjalin hubungan dengna sahabatmu , setidaknya pertimbangkan pengalaman saya terlebih dahulu. Syukur - syukur jika pun akhirnya kalian berpisah , perpisahan terjadi secara baik - baik. Kamu bisa melepaskan kekasih tapi mempertahankan seorang sahabat. Tapi dari pengalaman beberapa orang terkedat saya , jarang sekali yang berakhir akur sebagai sahabat setelah sebelum nya mereka menjalin hubungan pacaran.
Kenapa saya memilih untuk berpacaran dengan sahabat saya ? Karena saya nyaman berada di dekatnya . Saya tidak harus menjadi orang lain dan saya tidak harus melewati proses PDKT , membaca "kode - kode" atau tarik ulur yang melelahkan itu. Dia sudah mengenal saya seutuhnya , dan sebaliknya. Tidak ada yang di sembunyikan.
Saya ingat ucapan nenek saya waktu itu , beliau berkata "Semakin tua , hubungan suami istri itu kembali seperti sahabat ". Saya selalu ingat perkataan nenek saya. KArena itu , saya cenderung memilih pasangan yang memang sudah jadi sahabat saya sebelumnya. Karena dalam setiap hubungan selalu saya jalani serius , dengan harapan dimasa tua dia akan tetap menjadi sahabat sekaligus pasangan hidup saya.
Saya tidak harus melewati proses mengenal satu sama lain , mengetahui kekurangan dan kelebihan masing - masing , kebiasaan buruk dan baik yang dimilikinya. Ibaratnya seperti fast track saja. Karena semua proses dan penyesuaian itu sudah berjalan alami jauh sebelum cinta itu muncul di antara kami.
Tapi kesalahan yang saya lakukan adalah ketika saya jadi terlalu nyaman dengan hubungan itu. Sementara hubungan pacaran sesungguhnya tetap memerlukan sesuatu yang tetap membuat cinta "menyala". That little "sparks" . Kami menjadi terlalu nyaman sehingga melupakan itu.
Satu hal yang di perhatikan saat memutuskan untuk berpacaran dengan sahabat adalah lingkaran pertemanan yang ada di sekitar kalian. Mereka juga harus dipersiapkan dengan segala resiko , baik dan buruk dari hubungan kalian yang berlanjut ke tahap yang lebih jauh.
Sedikit banyak , lingakaran pertemanan pasti akan terpengaruh dengan status baru kalian. Jika berakhir bahagia di pelaminan , tidak ada masalah. Semua senang dan rukun. Tapi jika satu saat hubungan tersebut berakhir , pastikan lingkaran pertemanaan kalian tidak akan langsung menjauh drastis.
Meski kalian sudah berpacaran , jangan pula langsung mengubah kondisi yang sudah ada sebelumnya. Mentang - mentang sudah berpacaran lantas kalian hanya mau berdua dan tidak mau nongkrong bareng lagi. Menjaga perasaan teman dalam lingkaran pertemanan yang sama sangat penting di lakukan.
Di atas segalanya , cinta adalah yang utama. Jika cinta sudah menyapa dan berbicara , rasanya tak ada yang bisa jadi penghalang. Bagi saya , tidak ada yang lebih indah dari pada jatuh cinta dengan sahabat sendiri. Meski tak berujung manis , bisa berdampingan dan berbagi segalanya dengan seorang sahabat yang akhirnya jadi pacar adalah masa - masa yang menyenangkan.
Kesamaan hobi , pemikiran dan cara pandang hidup adalah saya bersahabat dengan dia , namun cinta yang pada akhirnya benar - benar menyatukan kami. Dan cinta pula yang memisahkan.
Saya menerima resiko tidak lagi berteman dengannya setelah kami mengakhiri hubungan pacaran. Resiko yang sudah sejak awal saya pahami. Dan jika kamu sudah siap dengan resiko itu , skenario dan kemungkinan terburuk , tidak ada salahnya menjalin cinta dengan sahabat !!!!!!!
0 Comments