Seperti yang sudah wajib kulakukan, yakni berterima kasih pada ayah dan ibu karena telah menjadi orangtua terhebat, aku juga ingin mengucap terima kasih untuk kamu yang pula sudah menjadi kekasih terhebat dengan memberikan cinta yang kuat.
Terima kasih karena sudah memilihku, menjadi yang terbaik, berusaha untuk membuatku bahagia, dan selalu ada ketika duka mendera. Ratusan adu mulut sudah kita lalui bersama. Namun, kamu tetap memilih untuk setia.
Aku menyadari bahwa mengucap terima kasih padamu harus aku lakukan. Bagaimana tidak, kamu pantas menerima itu karena sudah mengorbankan diri dan prioritasmu selama ini untukku. Sekai lagi, terima kasih.
Terima kasih mungkin tidak akan pernah cukup untuk membalas segala perlakuanmu. Kesetiaan yang kamu berikan selama ini rasanya tak pantas jika hanya diganjar dengan terima kasih.
Tentu aku juga akan melakukan hal yang sama. Memberikan loyalitas, kesetiaan, dan cinta sepenuhnya hanya untukmu. Takkan kuberikan celah untuk orang lain hadir. Bukannya kebahagiaan hanya milik kita?
Aku takkan pernah dan selalu berusaha untuk setia dengan cinta yang selama ini kita pupuk bersama. Takkan pula berhenti untuk mewujudkan sederet mimpi yang telah kita rajut bersama.
Jika memang kita ditakdirkan bersama, kan kuhujani setiap harimu dengan cinta. Bangun lebih pagi untuk memberikanmu sarapan romantis. Ditemani dengan anak-anak lucu yang akan menggil kita ayah dan bunda.
Kusadari bahwa aku telah jatuh sejatuh-jatuhnya pada cintamu. Biarlah kebahagiaan selalu memeluk erat kita. Meski ribuan masalah menghadang, aku akan tetap kuat ketika menggenggam tanganmu. Dan tanganku akan ada untuk mencegahmu terjatuh dalam segala situasi terburuk.
0 Comments